BOGOR -  PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) Pabrik Narogong menggelar kunjungan industri bagi lebih dari 40 pemilik toko bangunan dari Bogor, Depok, dan Bekasi. Lebih dari sekadar edukasi tentang proses produksi semen Dynamix, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mempererat sinergi antara produsen dan mitra bisnis demi menciptakan ekosistem industri konstruksi yang lebih berkelanjutan.  

General Manager SBI Pabrik Narogong, Muhamad Istifaul Amin, menekankan bahwa hubungan erat antara produsen dan distributor sangat penting dalam memastikan produk berkualitas tinggi dapat menjangkau konsumen dengan lebih baik.  

"Kami percaya bahwa kemitraan yang kuat tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak tetapi juga mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan," ujarnya.  

Para peserta diajak melihat langsung tahapan produksi semen Dynamix, mulai dari pengolahan bahan baku hingga proses pengemasan. Selain itu, mereka mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang inovasi SBI dalam memproduksi semen yang lebih ramah lingkungan, termasuk upaya perusahaan dalam mengurangi emisi karbon hingga 32% dibandingkan semen konvensional.  

Bagi Roby, salah satu mitra usaha yang hadir, kunjungan ini tidak hanya menambah wawasan tetapi juga memperkuat keyakinan mereka terhadap produk yang dipasarkan.  

"Kami jadi lebih memahami proses di balik kualitas produk yang kami jual. Selain itu, kami merasa lebih diperhatikan sebagai mitra usaha, sehingga semakin percaya diri dalam membangun bisnis bersama SBI," katanya.  

Sebagai bagian dari SIG, produsen semen terbesar di Indonesia, SBI terus berkomitmen untuk menghadirkan solusi konstruksi yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Selain memperkenalkan teknologi produksinya, kunjungan ini juga menjadi wadah bagi para mitra usaha untuk berbagi pengalaman dan memberikan masukan secara langsung kepada produsen.  

"Melalui kemitraan yang lebih erat, kami yakin dapat terus meningkatkan kualitas produk dan layanan kami, serta mendorong pertumbuhan industri konstruksi yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan," tutup Muhamad Istifaul Amin. (iwo)