JAKARTA - Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebuah momen penting untuk merenungkan kembali semangat nasionalisme yang menjadi dasar berdirinya bangsa ini.
Menurut pengamat sosial Ari Sumarto Taslim, tema peringatan tahun ini, “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, mengajak kita untuk memahami makna kemerdekaan secara lebih mendalam.
“Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi mengandung pesan mendalam bahwa kemajuan Indonesia hanya bisa dicapai jika tiga unsur utama terpenuhi: persatuan, kedaulatan, dan kesejahteraan rakyat,” kata Ari, Rabu (6/8/2025).
Di tengah tantangan sosial, ekonomi, dan politik global yang semakin rumit, Ari menekankan bahwa semangat nasionalisme harus menjadi kompas yang mengarahkan perjalanan bangsa. Ia percaya bahwa persatuan adalah kunci utama untuk mencapai segala bentuk pencapaian negara. Tanpa persatuan, kedaulatan akan sulit diraih, dan tanpa kedaulatan, kesejahteraan rakyat akan tetap menjadi impian yang jauh dari kenyataan.
“Dalam konteks saat ini, nasionalisme bukan lagi sekadar wacana kebangsaan yang digemakan lewat simbol dan upacara, tetapi harus menjadi kesadaran kolektif untuk saling menjaga, berkontribusi, dan tidak mencederai prinsip-prinsip keindonesiaan,” tambahnya.
Ari juga menyoroti pentingnya kedaulatan dalam berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, teknologi, dan budaya. Ia menegaskan bahwa negara yang berdaulat adalah negara yang mampu berdiri tegak, menentukan arah kebijakan secara mandiri, serta tidak tergantung sepenuhnya pada kekuatan eksternal.
“Kita harus punya kemandirian pangan, energi, pendidikan, dan sistem sosial yang berpihak pada rakyat. Kedaulatan di bidang ini akan langsung berimbas pada tingkat kesejahteraan rakyat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ari menilai bahwa visi *Indonesia Maju* hanya akan menjadi jargon jika tidak didukung oleh langkah-langkah nyata yang berakar dari kepentingan rakyat. Kemajuan, katanya, bukan hanya soal infrastruktur megah atau perkembangan digital, tetapi juga tercermin dari kualitas hidup rakyat yang meningkat, ketimpangan sosial yang menurun, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang semakin kuat.
“Indonesia Maju bukan milik satu golongan atau hasil kerja satu rezim, tapi hasil gotong royong semua elemen bangsa. Di sinilah semangat nasionalisme harus dirawat dan diperkuat dari bawah, dari rumah-rumah, sekolah, tempat kerja, dan ruang publik kita,” tandas Ari.
Dalam suasana HUT RI ke-80, Ari mengajak masyarakat untuk tidak hanya ikut upacara atau mengibarkan bendera, tetapi juga memperkuat rasa cinta tanah air lewat aksi nyata. Mulai dari menjaga kerukunan, tidak mudah terprovokasi, hingga aktif membangun lingkungan sekitar.
“Mari kita rayakan kemerdekaan ini dengan rasa tanggung jawab. Karena Indonesia yang bersatu, berdaulat, dan rakyatnya sejahtera, hanya mungkin terwujud jika nasionalisme benar-benar hidup dalam keseharian kita,” tutupnya.