Jakarta – FreedomsJazz Festival (FJF) telah menjadi salah satu pilar penting dalam perjalanan musik jazz di Indonesia. Memasuki tahun ke-10, festival ini kembali merayakan kemerdekaan Republik Indonesia dengan cara yang unik: melalui alunan jazz yang merdeka, ekspresif, dan sarat makna.
Sejak pertama kali digelar, FJF mengusung semangat kebebasan berekspresi dan vitalitas musikal yang lahir dari improvisasi. Dari panggung kecil di iCSL.Studio, iCanStudioLive, Jakarta, festival ini telah menebarkan benih jazz ke seluruh penjuru Nusantara. Konsistensinya patut diacungi jempol—hanya terhenti sejenak saat pandemi COVID-19—namun FJF selalu hadir setiap 1 hingga 17 Agustus, menghidupkan bulan kemerdekaan dengan irama yang selalu baru.
Bagi para musisi muda, FJF bukan sekadar panggung hiburan, melainkan juga gerbang menuju dunia profesional. Melalui audisi yang ketat, talenta dari berbagai daerah terpilih untuk tampil di studio live, direkam secara profesional dalam format audio dan video, serta dibekali portfolio yang mendukung karier mereka. Banyak musisi besar Indonesia yang kini berkiprah lahir dari ruang ini, menjadikan FJF sebagai laboratorium kreatif yang melahirkan generasi baru.
Di balik FJF, terdapat Indonesia Jazz Movement (IJM), sebuah gerakan yang bertujuan membangun ekosistem jazz yang kuat dan berkelanjutan di tanah air. IJM berfungsi sebagai pusat komunitas, ruang edukasi sejarah dan keterampilan jazz, serta jembatan kolaborasi antara musisi lokal dan internasional. Dukungan dari komunitas jazz di berbagai daerah membuat gerakan ini semakin hidup—melahirkan talenta baru, menyediakan ruang latihan, dan memupuk kolaborasi lintas generasi.
Meski semangat tak pernah padam, tantangan tetap ada. Minimnya dukungan finansial dan kurangnya sorotan media nasional menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun, dengan dukungan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai saluran publik yang membantu promosi, harapan untuk memperluas jejak jazz Indonesia tetap menyala.
Dari FJF15 hingga FJF25, panggung ini telah menjadi saksi kolaborasi dan lahirnya karya dari musisi seperti Nial Djuliarso, Barry Likumahuwa, Indro Hardjodikoro, Rega Dauna, Aditya Ong, Adra Karim, hingga Irsa Destiwi. Talenta muda seperti Nadine Adrianna, Michael Ananda, dan Kelvin Andreas juga pernah mengukir langkah awal mereka di sini.
Ragam format, genre turunan, dan pendekatan musikal terus dihadirkan, membuktikan bahwa jazz Indonesia bukan hanya hidup, tetapi terus berevolusi. Sejumlah alumni FJF bahkan telah menapaki panggung internasional, seperti Tesla Manaf, Dua Empat, Kevin Yosua, Little Fingers, Nadine Adrianna, dan Borderline membawa bendera jazz Indonesia berkibar di kancah global.
Puncak perayaan tahun ke-10 FreedomsJazz Festival akan berlangsung pada Sabtu, 16 Agustus 2025, dengan sentuhan istimewa. Selain penampilan musisi jazz pilihan, Komunitas Perempuan Berkebaya akan tampil memadukan pesona budaya dengan irama jazz, menciptakan perpaduan unik antara tradisi dan modernitas.
Penampilan ini diharapkan menjadi simbol harmoni bahwa jazz, dengan segala kebebasannya, mampu merangkul akar budaya lokal sekaligus melangkah maju menuju masa depan.
FreedomsJazz Festival bukan sekadar agenda tahunan. Ia adalah gerakan yang menyemai, merawat, dan menyuarakan jazz Indonesia agar api kreativitas ini tetap menyala, generasi demi generasi.*