ACEH — Bencana banjir dan tanah longsor akibat Siklon Tropis Senyar yang melanda wilayah utara Sumatera telah menyisakan luka mendalam. Ribuan rumah rusak, ratusan jiwa meninggal dan hilang, serta lebih dari satu setengah juta warga terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Namun di tengah duka itu, muncul momen yang menggambarkan kekuatan harapan dan hubungan emosional antara rakyat dan pemimpinnya.
Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan langsung ke tiga provinsi terdampak, termasuk Aceh, sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian pemerintah pusat. Di Aceh Tenggara, tepatnya di posko pengungsian Desa Bambel Baru, Bukit Tusam, Presiden menyapa warga dengan cara yang sederhana: duduk lesehan, mendengarkan keluhan, dan merespons langsung aspirasi masyarakat.
Salah satu momen paling menyentuh terjadi saat seorang warga berdiri dan memohon izin menyampaikan keluhan. Ia mengungkapkan kondisi kebun jagung milik warga yang rusak total akibat banjir. “Terima kasih Bapak Presiden yang sudah hadir di kampung kami. Mohon kiranya, Pak, alasnya kami 100 meter mohon dibendung. Jagung kami semua sudah habis, Pak, kami nggak tahu ke depannya untuk apa,” ucapnya dengan suara bergetar.
Presiden Prabowo mendengarkan dengan penuh perhatian dan berjanji akan menindaklanjuti permintaan tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran khusus untuk pemulihan infrastruktur pascabencana, termasuk jembatan, jalan, dan fasilitas umum lainnya. “Setelah tahap tanggap darurat selesai, kita akan fokus pada rehabilitasi. Kita tidak akan biarkan rakyat menunggu terlalu lama,” ujar Presiden.
Kunjungan ini bukan hanya soal bantuan logistik atau peninjauan lokasi. Lebih dari itu, kehadiran Presiden menjadi simbol kehadiran negara di tengah rakyatnya. Warga Aceh menyambut dengan hangat, tanpa jarak, tanpa protokoler berlebihan. Mereka juga menyampaikan dukungan terhadap program-program pemerintah seperti MBG (Membangun Bersama Gotong Royong) dan Koperasi Merah Putih yang telah membantu mereka bertahan secara ekonomi.
Meski dilanda bencana, semangat warga Aceh tidak padam. Mereka tetap menunjukkan kepercayaan dan cinta kepada pemimpinnya. Dalam suasana penuh keprihatinan, solidaritas antara rakyat dan negara justru semakin kuat. Kunjungan Presiden Prabowo ke Aceh menjadi bukti bahwa dalam krisis, dialog langsung dan empati adalah kekuatan utama untuk membangun kembali.*
.png)
.png)

