Tangerang - Sambas wartawan sekaligus Ketua Ormas Bppkb Banten Tanjung Kait, 

bertemu dengan Nelayan Jaring Udang di Pulau Laki Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Pertemuannya membuka cerita tentang perjuangan nelayan jaring udang yang menghadapi cuaca buruk dan biaya melaut yang mahal. sabtu, 15/03/2025

Unus seorang nelayan mengatakan, bahwa hari ini semua nelayan berteduh di Pulau Laki, karena cuaca buruk dan gelombang besar,  "Kami harus mengeluarkan modal sebesar Rp100.000 untuk sekali melaut," ujarnya.

Kemudian ia menjelaskan yang lebih memprihatinkan, adalah bahwa jaring udang yang digunakan oleh nelayan bukanlah milik mereka sendiri, melainkan milik bos bakulan (pemilik modal), hal ini membuat nelayan tidak memiliki kontrol penuh atas alat tangkap mereka sendiri. ucapnya

Unus menambahkan, Masyarakat nelayan Tanjung kait berharap bahwa pemerintah dapat memberikan bantuan berupa jaring udang atau alat tangkap lainnya, dengan demikian harapan mereka dapat memiliki alat tangkap sendiri, agar dapat meningkatkan penghasilan untuk biaya hidup dan pendidikan anak sekolah. Jelasnya

Iklan Setalah Paragraf ke 5

Lanjutnya, Semoga pemerintah dapat memperhatikan kebutuhan masyarakat nelayan di Tanjung kait dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Tandasnya

Mizan