BOYOLALI - Sebagai bagian dari program kerja (proker) tematik, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 6 Universitas Boyolali mengadakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) bertema “Karang Taruna sebagai Garda Terdepan Pemuda dalam Mendorong Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045."
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kontribusi mahasiswa terhadap pemberdayaan pemuda di tingkat desa, khususnya dalam penguatan peran Karang Taruna sebagai motor penggerak perubahan sosial di kalangan generasi muda.
Bersinergi dengan Karang Taruna Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan FGD, mahasiswa KKN bekerja sama dengan Karang Taruna Kabupaten Boyolali sebagai narasumber utama. Forum ini tidak hanya membahas isu pendidikan, tetapi juga memperluas topik ke penguatan kapasitas Karang Taruna di tingkat desa.
Diskusi berlangsung hangat dan terbuka, membahas berbagai tantangan yang dihadapi pemuda desa, termasuk rendahnya minat melanjutkan pendidikan, keterbatasan akses informasi, serta perlunya regenerasi pengurus karang taruna yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Menggali dan mengembangkan potensi lokal melalui dialog intensif bersama anggota Karang Taruna dan perwakilan pemuda desa, mahasiswa KKN juga turut menggali potensi yang belum tergarap dan memperdalam potensi yang sudah ada. Potensi tersebut mencakup sumber daya manusia, kreativitas pemuda, hingga ide-ide bisnis berbasis kearifan lokal yang dapat dikembangkan melalui kegiatan kepemudaan.
Tujuannya adalah agar Karang Taruna tidak hanya aktif dalam kegiatan seremonial, tetapi juga menjadi wadah produktif yang mampu menciptakan peluang baru bagi pemuda desa.
Gen Z, teknologi digital, dan tantangan globalisasi salah satu fokus penting dalam diskusi adalah membahas posisi generasi Z (Gen Z) di era digital dan globalisasi.
Mahasiswa dan peserta forum membahas bagaimana teknologi digital bisa menjadi alat penguat literasi, pendidikan, bahkan kewirausahaan pemuda.
Namun, tantangan seperti kecanduan media sosial, informasi hoaks, dan krisis identitas juga turut menjadi bahan refleksi bersama. Mahasiswa menekankan pentingnya peran Karang Taruna sebagai filter nilai - nilai lokal sekaligus jembatan antara tradisi dan kemajuan teknologi.
Menjembatani perbedaan dan membangun kesepahaman menariknya, dalam forum ini juga muncul perbedaan pandangan antara pengurus Karang Taruna, anggota pemuda, dan bahkan orang tua. Mahasiswa KKN hadir sebagai mediator yang menjembatani perbedaan tersebut dengan menghadirkan solusi yang membangun, mendorong dialog yang sehat, dan menumbuhkan kesadaran bahwa kolaborasi lintas generasi adalah kunci keberhasilan pembangunan pemuda desa.
Kesimpulan: Pemuda desa adalah Pilar masa depan melalui kegiatan FGD ini, mahasiswa KKN Universitas Boyolali berhasil menciptakan ruang diskusi yang produktif dan reflektif bagi pemuda desa. Karang Taruna bukan lagi sekadar organisasi, melainkan agen perubahan yang memiliki peran strategis dalam mencetak generasi unggul menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Semoga semangat kolaboratif ini terus terjaga, dan Karang Taruna desa mampu berkembang sebagai pusat inovasi sosial di tingkat akar rumput
.png)
.png)

