BOGOR – Di tengah perubahan zaman dan pola hidup yang semakin individualistik, warga RT 2 RW 06 Desa Leuweng Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, memberikan contoh nyata bahwa tradisi kebersamaan masih hidup dan diwariskan lintas generasi. Dalam momen Idul Adha 1446 H, Sabtu 6 Juni 2025, semangat kurban dijadikan ruang pendidikan sosial, budaya, dan spiritual yang melibatkan semua lapisan usia.
Kegiatan penyembelihan satu ekor sapi dan beberapa kambing tidak hanya menjadi bentuk pelaksanaan syariat, tetapi juga menjadi ajang kolaborasi antara generasi muda, orang tua, hingga para sesepuh kampung. Sejak pagi, warga sudah berkumpul di lokasi pelaksanaan dengan peran yang terdistribusi secara alami: yang tua memberi arahan, yang muda bekerja di lapangan, dan para ibu memastikan logistik serta makanan gotong royong tersedia.
Kepala Dusun 2, Junaedi, menyampaikan bahwa kekuatan masyarakat bukan hanya terletak pada kebersamaan sesaat, tapi bagaimana nilai-nilai itu bisa terus diwariskan dan dijaga oleh generasi berikutnya.
“Kurban ini bukan hanya soal penyembelihan, tapi juga bagaimana anak-anak kita belajar apa itu gotong royong, apa itu ikhlas, apa itu tanggung jawab sosial. Mereka tidak hanya menonton, mereka terlibat langsung,” jelas Junaedi.
Ia menambahkan, lebih dari 200 kepala keluarga menerima distribusi daging kurban secara adil dan menyeluruh. Namun yang paling membanggakan, menurutnya, adalah bagaimana kegiatan ini berjalan dalam suasana akrab dan penuh rasa saling menghormati antar generasi.
Hartono, staf Pemerintah Desa Leuweng Kolot yang hadir dalam kegiatan tersebut, turut mengapresiasi proses edukasi sosial yang berlangsung secara organik.
“Seringkali kegiatan seperti ini dilihat hanya sebagai ritual tahunan. Tapi di sini, saya lihat anak-anak remaja aktif bantu ngulitin kambing, bantu bungkus daging, dan diajarin langsung oleh orang-orang tua. Ini bentuk regenerasi nilai yang jarang terjadi di kota,” ujar Hartono.
Keterlibatan aktif para pemuda dan pemudi dalam kegiatan ini dianggap sebagai sinyal positif bahwa tradisi sosial desa belum hilang ditelan zaman. Dengan dukungan DKM dan tokoh masyarakat, pelaksanaan kurban menjadi peristiwa lintas dimensi—agama, sosial, dan kultural.
Bagi warga RT 2 RW 06, kurban bukan hanya soal daging yang dibagikan, melainkan warisan nilai yang ditanamkan dari tahun ke tahun. Semangat kolektif itu diyakini akan terus bertahan selama masyarakat tetap menjaga komunikasi, saling peduli, dan membuka ruang bagi generasi muda untuk ikut ambil bagian.
“Kalau pemudanya sudah mau turun tangan seperti ini, saya yakin masa depan kampung ini cerah. Kita tinggal terus jaga dan dampingi,” kata Junaedi menutup kegiatan penuh makna tersebut.*
JAKARTA - Proyek pembangunan terminal batu bara di Stasiun Kramasan, Sumatera Selatan, kembali menjadi sorotan. Di balik kerja sama antara PT KAI Logistik dan PT Sentosa Laju Sejahtera (SLS), muncul nama pengusaha kontroversial Tan Paulin, yang diduga punya peran penting dalam skema proyek tersebut.
Tan Paulin, yang dikenal luas karena kasus hukum bersama eks Bupati Kukar Rita Widyasari, kini kembali diperbincangkan. Perusahaan yang ia dirikan, PT SLS, menjadi mitra resmi KAI Logistik dalam proyek terminal batu bara strategis. Hal ini memicu pertanyaan serius soal integritas dan seleksi mitra oleh anak usaha BUMN tersebut.
“Kenapa KAI Logistik memilih bermitra dengan perusahaan milik Tan Paulin? Apa KAI Logistik tutup mata terhadap rekam jejak SLS dan pendirinya yang pernah diperiksa KPK?” ujar Uchok Sky Khadafi, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Rabu (4/6/2025).
Uchok menegaskan bahwa Kejaksaan Agung tak boleh tinggal diam. Ia meminta Kejagung segera memanggil jajaran direksi KAI Logistik dan manajemen SLS untuk menyelidiki dugaan penyimpangan dalam pengelolaan aset negara.
“Perjanjian kerja sama antara KAI Logistik dan SLS diteken pada Maret 2024. Tapi term sheet-nya sudah dibuat sejak Juli 2023. Proses pemilihan mitranya tertutup, tidak transparan. Apakah ada penunjukan langsung? Atau tender fiktif? Semua harus dibuka,” ujar Uchok.
Keterlibatan Tan Paulin bukan hanya soal bisnis. Ia adalah figur yang pernah diperiksa KPK pada Agustus 2024, dan sejak lama dikaitkan dengan dugaan tindak pidana pencucian uang dan gratifikasi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan pengamat intelijen Sri Radjasa Chandra.
“Tan Paulin adalah nama yang selalu muncul dalam jejaring kasus-kasus ekonomi tingkat tinggi. Ketika sebuah perusahaan miliknya dilibatkan dalam pengelolaan aset strategis BUMN, publik berhak curiga,” kata Sri Radjasa.
Sri juga mempertanyakan standar akuntabilitas yang diterapkan oleh KAI Logistik. Menurutnya, KAI sebagai BUMN seharusnya tunduk pada prinsip transparansi dan akuntabilitas tinggi, bukan melakukan kerja sama diam-diam yang membuka peluang kongkalikong.
“Kalau kerja sama ini sah dan bersih, kenapa prosesnya tidak diumumkan sejak awal ke publik? Tendernya di mana? Siapa saja peserta lainnya? Atau jangan-jangan memang hanya ‘main dalam’ untuk mengamankan proyek ini ke tangan pihak tertentu?” katanya.
Baik CBA maupun para pengamat menilai bahwa ini bukan sekadar urusan bisnis, tetapi menyangkut pengelolaan aset negara dan potensi kerugian keuangan negara.
“Kita bicara soal aset milik rakyat yang dikelola oleh BUMN. Jika disalahgunakan oleh oknum-oknum yang punya koneksi gelap, maka negara bisa dirugikan dalam jangka panjang. Kejagung harus bertindak cepat,” tutup Uchok.
Jika dibiarkan, polemik ini bisa menjadi contoh buruk tentang bagaimana figur bermasalah kembali muncul dalam proyek-proyek strategis nasional. Keberadaan nama Tan Paulin dalam skema ini adalah alarm keras bahwa pengawasan publik dan penegakan hukum harus diperkuat.*



