Penulis: Shafa Rizki Salsabil, Prodi Ilmu Komunikasi

KLATEN – Suasana ceria tampak di SDN 2 Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, pada Kamis (31/7/2025). Anak-anak kelas III mengikuti kegiatan seru bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta. Mereka diajak menonton film animasi Inside Out dan dilanjutkan dengan sesi mewarnai tokoh-tokoh emosi dari film tersebut.

Program kerja ini digagas oleh Shafa Rizki Salsabil, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISRI sekaligus anggota kelompok 31 KKN PPM, sebagai bagian dari upaya memberikan edukasi literasi emosi kepada anak-anak. Melalui pendekatan visual dan aktivitas kreatif, siswa diharapkan dapat lebih mudah memahami lima emosi dasar senang, sedih, marah, takut, dan jijik serta belajar cara mengekspresikan perasaan mereka.

“Melalui film dan kegiatan mewarnai, kami ingin anak-anak belajar bahwa semua emosi itu wajar dan penting. Dengan begitu, mereka bisa lebih peka mengenali perasaan sekaligus mengelolanya dengan cara yang sehat,” jelas Shafa.

Antusiasme peserta terlihat jelas sejak awal kegiatan. Seusai menonton film, anak-anak tampak bersemangat ketika mewarnai karakter emosi dengan warna-warna cerah sesuai imajinasi mereka. Aktivitas ini tidak hanya membuat suasana kelas semakin hidup, tetapi juga membantu anak-anak melatih konsentrasi, kreativitas, dan keberanian untuk bercerita tentang pengalaman emosional mereka.

Iklan Setalah Paragraf ke 5

Guru-guru SDN 2 Ngabeyan menyambut baik program ini karena dinilai bermanfaat untuk membangun komunikasi emosional yang sehat di lingkungan sekolah maupun keluarga. “Anak-anak jadi lebih berani menyampaikan apa yang mereka rasakan, dan itu sangat positif untuk perkembangan karakter mereka,” ungkap salah satu guru.

Dengan dukungan sederhana dari dana program kerja KKN serta kerjasama mahasiswa dan pihak sekolah, kegiatan ini berjalan lancar dan penuh makna. Lebih dari sekadar hiburan, kegiatan ini menjadi pengalaman edukatif yang mempertemukan pembelajaran emosi dengan kreativitas seni.

Sebagai penutup, Shafa berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan serupa di sekolah lain. “Kami ingin anak-anak terbiasa mengenal dan mengelola emosi mereka sejak dini. Harapannya, bekal kecil ini bisa membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, sehat secara mental, dan kreatif,” tambahnya.