BOGOR - Situ Cibereum yang terletak di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Pembersihan dan revitalisasi danau ini direncanakan dimulai pada awal September 2025. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Dede Armansyah, setelah melakukan peninjauan langsung pada Jumat (22/8/2025).

Peninjauan ini merupakan langkah lanjutan dari arahan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rohmat Jatnika. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula berbagai pihak, termasuk Kepala UPT Irigasi DPUPR Kabupaten Bogor, John, Koordinator Satpel PSDA Provinsi Jawa Barat, Sanita, serta perwakilan dari BUMDes dan Asosiasi Bank Sampah Seluruh Indonesia.

Dalam rapat koordinasi yang berlangsung di lokasi, disepakati bahwa pengangkutan sampah di Situ Cibereum akan dilakukan secara bertahap. DLH dan DPUPR Kabupaten Bogor akan memulai pembersihan pada awal September, diikuti oleh PSDA Provinsi Jawa Barat yang akan melanjutkan penanganan pada bulan Desember 2025.

Untuk mendukung proses pembersihan ini, tim lapangan mengusulkan beberapa fasilitas tambahan, seperti bak sampah berkapasitas besar, empat perahu karet untuk memudahkan akses, dan satu unit motor roda tiga (bentor) untuk operasional pengangkutan.

Situ Cibereum memiliki peran penting sebagai kawasan resapan air yang menjaga keseimbangan ekosistem di Bojonggede. Namun, tingginya volume sampah dalam beberapa tahun terakhir membuat kawasan ini memerlukan penanganan serius agar tidak kehilangan fungsi vitalnya.

“Kami ingin pembersihan ini dimulai tepat waktu, awal September 2025. Situ Cibereum bukan hanya soal kebersihan, tapi soal menjaga ekosistem dan kenyamanan warga. Kami berharap dukungan semua pihak,” kata Dede Armansyah.

Selain menjaga kelestarian lingkungan, Pemkab Bogor juga berencana menjadikan Situ Cibereum sebagai kawasan dengan nilai tambah, baik sebagai ruang publik maupun destinasi wisata lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Sinergi antara pemerintah daerah, desa, komunitas, dan warga diharapkan menjadi kunci keberhasilan revitalisasi ini.