BOGOR – Musik dangdut kembali menunjukkan kekuatannya sebagai hiburan yang menyatukan berbagai kalangan. Pada perayaan HUT Forum Peduli Kesehatan Bogor Barat (FPKBB) yang ke-10, yang berlangsung di Saung BTN Abah, Leuwiliang, Bogor, pada Minggu (24/8/2025), suasana yang awalnya tenang berubah menjadi meriah saat penyanyi legendaris Caca Handika tampil di atas panggung.
Caca, yang dikenal lewat lagu-lagu hits seperti *Undangan Palsu*, *Mandi Kembang*, *Bakar Kemenyan*, dan *Angka Satu*, berhasil mengajak para relawan sosial untuk bernyanyi bersama. Ketika lagu *Angka Satu* dinyanyikan, semangat hadirin meledak, menciptakan momen kebersamaan yang hangat dan penuh energi positif.
“Biasa saja sih, seadanya saja,” kata Caca dengan rendah hati saat ditemui di sela acara. Meskipun telah berkarir selama puluhan tahun di dunia musik Indonesia, penyanyi berambut eksentrik ini tetap tampil sederhana, sejalan dengan semangat gotong royong yang diusung oleh FPKBB.
Selain menghibur, Caca juga menyentuh isu penting mengenai hak cipta dan royalti lagu yang tengah hangat diperbincangkan. Menurutnya, aturan sudah jelas dan para musisi hanya perlu mengikuti regulasi yang ada. “Ya kan sudah diatur pemerintah, kami ikut saja,” ungkapnya dengan santai. Ia juga menekankan pentingnya menghargai karya musisi: “Kalau dibajak atau dinyanyikan tanpa izin, ya pasti kembali ke pencipta lagu.”
Bagi para relawan FPKBB, penampilan Caca menjadi sumber semangat di tengah dedikasi mereka untuk membantu masyarakat. Musik dangdut seolah menjadi simbol kebersamaan, menyatukan para pekerja sosial, masyarakat, dan seniman dalam satu panggung perayaan.
Dengan sikapnya yang bersahaja dan karya-karyanya yang melegenda, Caca Handika tidak hanya menghibur, tetapi juga mengingatkan kita bahwa seni dapat menjadi sarana untuk mempererat solidaritas sosial. Perayaan HUT ke-10 FPKBB pun meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta, sekaligus menegaskan bahwa musik dangdut tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia.*