PORTAL7 - Bayangan gelap malam itu masih menghantui Suyit. Warga Jember ini menjadi saksi bisu tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Berangkat dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi sekitar pukul 22.56 WIB, kapal yang mengangkut ikan menuju Bali itu tiba-tiba diterjang gelombang besar.
"Tiba-tiba kapal miring. Saya langsung lari ke atas mencari pelampung," ungkap Suyit di Posko Informasi Gabungan Pelabuhan Ketapang, Sabtu (14/10/2023).
Hentakan keras mengguncang pikap yang ia kendarai. Dalam waktu singkat, kapal yang membawa 53 penumpang dan 12 kru itu oleng dan mulai tenggelam. "Kejadiannya memang sangat cepat. Paling tiga menit (proses kapal tenggelam)," tambahnya, masih terngiang-ngiang kejadian mencekam tersebut.
Suyit bersama dua rekannya tak punya pilihan selain terjun ke laut yang gelap gulita. Berjuang melawan arus dan ketakutan, mereka berenang tanpa arah yang pasti, berharap ada keajaiban.
"Total ada sekitar 16 orang di perahu karet itu," jelasnya, menceritakan saat ia dan beberapa penumpang lain berhasil diselamatkan oleh tim pencari yang menggunakan perahu karet besar, setelah berjam-jam berjuang melawan derasnya arus.
Sayangnya, tidak semua penumpang bernasib baik. Meski Suyit dan seorang rekannya selamat, teman mereka yang lain tidak bisa diselamatkan. Tim penyelamat membawa mereka ke daratan di perairan Gilimanuk.
Di sore hari, Suyit bersama 20 korban selamat lainnya dipindahkan ke Posko Ketapang Banyuwangi. Di sana, ia akhirnya bisa bertemu kembali dengan keluarganya yang telah menunggu dengan cemas. Tragedi ini terjadi sekitar pukul 23.35 WIB. Dari 65 orang di atas kapal, 30 penumpang selamat, sementara enam orang meninggal dunia.*
.png)
.png)

