PORTAL7 - Di usia 21 tahun, sebagian orang mungkin masih sibuk mencari arah hidup. Tapi tidak bagi Aninggelldivita Chintysihasananda. Perempuan muda asal Cirebon ini justru sudah berada di garis depan dunia media digital, pimpin dua portal berita yang aktif membahas isu-isu nasional dan daerah: ex-pose.net dan wartabelanegara.com.
Namanya mungkin belum sepopuler selebritas atau tokoh politik, tapi bagi mereka yang mengikuti geliat media digital di Indonesia, Aninggel adalah nama yang mulai diperhitungkan. Lahir di tahun 2003, dibesarkan dalam lingkungan yang akrab dengan diskusi dan gagasan, Aninggelldivita tumbuh dengan semangat eksplorasi.
“Bapakku selalu bilang, ide itu bisa datang kapan saja. Yang penting, jangan takut mencoba,” begitu kira-kira nasihat yang ia bawa sejak kecil dari seorang ayah yang bernama Fahria Alfiano. Dan nasihat itu benar-benar ia hidupkan. Saat teman-teman sebayanya baru memikirkan rencana kuliah, Aninggel sudah mencatat sejarah kecil sebagai peserta termuda Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di usianya yang baru menginjak 18 tahun.
Ia tidak hanya belajar jurnalistik dari bangku kuliah, tapi langsung menyelam ke dunia praktik. Dua bidang studi yang ia ambil—ilmu komunikasi dan hukum—menjadi fondasi yang membentuknya jadi pemimpin media yang tidak cuma paham menulis berita, tapi juga mengerti regulasi dan etika di baliknya.
Di balik wajah lembutnya, Aninggel adalah pemimpin muda yang tegas. Ia tahu betul bahwa menjadi perempuan di dunia media bukan hal yang mudah, apalagi jika harus berdiri sebagai komisaris utama di perusahaan sendiri. Tapi justru di situlah ia menemukan kekuatannya: menjadi perempuan yang berani memimpin, di industri yang terus berubah.
Tahun 2024 menjadi titik penting ketika ia dinobatkan sebagai “Wanita Termuda Inspiratif” oleh Seven Media Asia. Bukan hanya karena prestasinya, tetapi karena keberaniannya membuka ruang bagi isu-isu yang jarang disorot media arus utama. Isu perempuan, keterwakilan anak muda, transparansi publik—semua jadi bahan narasi yang ia bawa dalam produk medianya.
Di luar rutinitas rapat dan penyusunan redaksi, Aninggel punya dunia yang berbeda. Ia suka menembak. Menyelam. Menjelajah alam. “Kadang, ide terbaik justru datang ketika aku lagi menyelam di laut atau nembak target di lapangan,” katanya sambil tertawa.
Kini, banyak anak muda, terutama perempuan, yang menjadikan Aninggel sebagai inspirasi. Bukan karena ia sempurna, tapi karena ia berani. Karena ia tidak menunggu usia tua untuk mulai berkarya. Karena ia membuktikan bahwa di dunia digital hari ini, siapa pun bisa membuat dampak, asal berani melangkah lebih dulu.*
.png)
.png)

