Sebuah dukungan mengalir deras untuk film berjudul 'Lyora' dari Wakil Ketua Komisi I DPR RI Fraksi Partai Demokrat, H. Anton Sukartono Suratto, M.Si. Ia melihat film ini sebagai representasi kuat dari perjuangan seorang wanita yang berdedikasi untuk negara, sambil menavigasi kompleksitas kehidupan keluarga. Sebuah potret yang tak asing bagi banyak perempuan Indonesia.

Film 'Lyora' ternyata terinspirasi dari sosok yang tak asing di dunia politik dan media, yaitu Meutya Hafid, mantan Ketua Komisi I DPR RI yang kini mengemban amanah sebagai Menteri Komunikasi dan Digital. Anton Sukartono Suratto melihat ada kekuatan dan keteguhan yang terpancar dari sosok Meutya, yang kemudian diangkat ke layar lebar.

“Meutya adalah sosok wanita tegar dan ulet, bahkan pernah ditangkap dan disandera Brigade Mujahidin di Irak saat bertugas meliput, sebelum akhirnya dibebaskan berkat upaya pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” ujar Anton.

Peluncuran film 'Lyora' yang bertepatan dengan momentum peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus lalu, menjadi semakin bermakna. Anton Sukartono Suratto menilai bahwa waktu peluncuran ini sangat tepat untuk memompa semangat cinta terhadap produk dalam negeri, termasuk karya-karya sinematografi anak bangsa.

“Indonesia kaya akan cerita yang menggugah dan inspiratif. Perfilman bisa menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai kebangsaan dan empat pilar melalui narasi yang kreatif,” tambahnya.

Iklan Setalah Paragraf ke 5

Sebagai seorang yang juga menjadi inspirasi berdirinya Anton Command Center (ACC), yang diketuai Andi Kinang SH MH, Anton menegaskan keyakinannya bahwa sektor perfilman memiliki potensi besar untuk menggabungkan unsur hiburan, sejarah, dan semangat perjuangan bangsa. Kombinasi yang menurutnya dapat menghasilkan tontonan yang tak hanya menghibur, tapi juga mendidik dan membangkitkan rasa cinta tanah air.

“Dengan gaya populer dan kreatif, norma kenegaraan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat luas,” pungkasnya.