DEPOK– Sebuah momen istimewa terjadi di panggung konser kemanusiaan 'Seeking Rahma: Sound of Humanity' di Depok, Sabtu 17 Mei 2025. Ketika musik berhenti sejenak, suara puisi menggema dan mengguncang ruang batin penonton. Penyair senior Taufiq Ismail dan anggota DPRD Jawa Barat, Ricky Kurniawan, tampil membacakan puisi bertema Palestina yang menyentuh nurani.

Taufiq Ismail membuka penampilan dengan puisinya yang berjudul "Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu?" — karya yang mengandung daya ingat kolektif tentang luka panjang di tanah para nabi. Lewat kata-kata yang mengalir jernih dan penuh beban sejarah, Taufiq mengajak hadirin untuk tidak melupakan derita yang terus berlangsung.

Tak lama setelahnya, Ricky Kurniawan membawakan ulang puisi tersebut dalam bahasa Arab, memberi kedalaman baru pada pesan yang disampaikan. Pembacaan dalam dua bahasa ini menjadi semacam diplomasi budaya, pesan kemanusiaan yang melintasi batas geografi dan bahasa.

Menurut Ricky, puisi adalah bentuk komunikasi yang tak mengenal batas politik. “Ini cara kita menyapa saudara-saudara di Palestina dengan bahasa hati, bukan hanya bahasa negara,” ungkapnya usai tampil.

Kehadiran Ricky di atas panggung juga merepresentasikan simpul penting antara seni dan politik. Sebagai wakil rakyat yang aktif mengangkat isu Palestina dalam sidang maupun kegiatan sosial, ia memandang keterlibatannya di konser ini sebagai perluasan ruang advokasi melalui pendekatan budaya.

Iklan Setalah Paragraf ke 5

Konser ini juga menghadirkan musisi religi asal Mesir, Mohamed Tarek, yang dikenal luas lewat lagu-lagu spiritual bertema perdamaian dan kasih sayang antarmanusia. Suasana semakin syahdu saat puisi dan lagu saling bersahutan, membawa audiens pada refleksi mendalam tentang krisis kemanusiaan yang masih membekas.

Kolaborasi lintas generasi dan lintas profesi di atas panggung konser ini membuktikan bahwa perjuangan untuk keadilan tak harus selalu disuarakan lewat mimbar politik. Terkadang, sebuah bait puisi yang jujur lebih kuat dari pidato panjang, terlebih saat ia dibacakan dalam suasana kebersamaan dan ketulusan.*