JAKARTA – Momentum Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 menjadi pengingat bahwa kemajuan teknologi tidak boleh membuat bangsa ini tercerabut dari nilai-nilai dasar kebangsaan. Hal ini disampaikan oleh pengamat sosial Ari Sumarto Taslim yang menekankan bahwa teknologi seharusnya menjadi alat untuk menghidupkan nilai-nilai Pancasila, bukan justru menjauhkannya dari realitas sosial.
Menurut Ari, di tengah kemajuan kecerdasan buatan, algoritma media sosial, dan digitalisasi layanan publik, Indonesia dihadapkan pada tantangan baru: bagaimana memastikan Pancasila tetap menjadi roh dalam setiap transformasi digital yang terjadi.
"Teknologi memang memudahkan hidup, tapi juga bisa menimbulkan ketimpangan, isolasi sosial, dan krisis identitas jika tidak dibingkai oleh nilai Pancasila. Keadilan sosial, persatuan, dan kemanusiaan harus jadi fondasi dalam setiap inovasi digital yang kita kembangkan," ujar Ari saat ditemui di Jakarta, Minggu, 1 Juni 2025.
Ia mencontohkan bagaimana digitalisasi pelayanan publik seharusnya tidak hanya cepat dan efisien, tapi juga adil dan inklusif. "Jangan sampai masyarakat pelosok yang tidak punya akses internet malah tertinggal. Prinsip keadilan sosial harus hadir dalam bentuk konkret: pemerataan akses, literasi digital, dan perlindungan data pribadi," tegasnya.
Ari juga menyoroti peran teknologi dalam memperkuat atau merusak persatuan. Menurutnya, algoritma media sosial yang mengutamakan sensasi dan polarisasi justru bertentangan dengan sila ketiga, Persatuan Indonesia.
"Pancasila tidak akan relevan jika kita membiarkan ruang digital dipenuhi polarisasi, disinformasi, dan budaya saling menyerang. Kita harus berpikir ulang: apakah teknologi ini mendekatkan kita sebagai bangsa atau justru menjauhkan?" katanya.
Ia mengajak pengembang teknologi, pemangku kebijakan, dan pelaku industri digital untuk menjadikan Pancasila sebagai landasan etis dan sosial. Bagi Ari, etika digital berbasis Pancasila akan menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan demokrasi, kemanusiaan, dan keseimbangan dalam masyarakat modern.
"Teknologi yang berakar pada Pancasila akan melahirkan sistem yang lebih adil, lebih beradab, dan lebih manusiawi. Itulah tantangan kita ke depan. Pancasila bukan sekadar ideologi lama, tapi harus menjadi inspirasi masa depan digital Indonesia," pungkasnya.*
.png)
.png)

