JAKARTA – Baru saja dilantik sebagai Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Dian Siswarini langsung menghadapi sorotan tajam. Belum sebulan menjabat, muncul kabar bahwa dirinya berencana melepas anak usaha Telkom di sektor administrasi kesehatan, AdMedika, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,62 triliun.
Namun bukan hanya rencana penjualan AdMedika yang menjadi bahan perbincangan. Nama sang suami, Adji Rukmantara, turut mencuat ke permukaan karena latar belakang politiknya yang dikenal mendukung pasangan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (AMIN) pada Pilpres 2024.
"Jangan salah. Suaminya dulu terang-terangan pasang badan untuk AMIN. Tapi istrinya malah dapat posisi strategis di Telkom, BUMN yang punya kepentingan besar bagi negara," ujar Febri Yohansyah, Koordinator Nasional Gerakan Santri Biru Kuning (GSBK), dikutip dari Poros Jakarta, pada Selasa, 4 Juni 2025.
Menurut Febri, publik layak bertanya-tanya soal keputusan strategis yang diambil dalam waktu singkat, termasuk rencana pelepasan aset negara. Ia menilai, jabatan di BUMN semestinya tidak digunakan untuk keputusan yang bisa berdampak pada keamanan dan kedaulatan sektor digital nasional.
"Ini bukan XL Axiata, Bu. Ini Telkom. Bedakan. Ini aset negara yang harus dilindungi, bukan sekadar portofolio bisnis," ujarnya.
Ia juga mempertanyakan proses pengangkatan Dian sebagai Dirut Telkom. Menurutnya, terlalu banyak tanda tanya yang menggantung di balik keputusan itu.
"Yang tunjuk Ibu Dian itu benar-benar paham dunia digital atau cuma bagi-bagi jabatan? Silakan publik menilai. Tapi jangan sampai kepercayaan negara dibayar dengan tindakan yang menggerus fondasi Telkom," katanya.
GSBK secara terbuka meminta pemerintah dan direksi Telkom untuk menghentikan seluruh rencana penjualan AdMedika. Mereka menilai, pelepasan aset strategis hanya akan merusak integritas BUMN dan memberi ruang bagi pihak-pihak tertentu untuk menguasai sektor vital.
"Aset negara jangan jadi korban politik balas budi atau kepentingan kelompok. Kalau AdMedika dilepas hari ini, siapa yang menjamin tidak akan ada aset lain menyusul besok? Telkom bukan etalase jual-beli digital," tutup Febri.*
.png)
.png)

