Tangerang – Bagi banyak anak, panggung sering kali terasa jauh dan menakutkan. Namun, bagi anak-anak binaan Yayasan Roemah Tawon di Kota Tangerang, Sabtu, 18 Oktober 2025 menjadi awal perubahan. Dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang (UNPAM) datang bukan hanya membawa materi, tetapi juga ruang aman untuk belajar percaya diri.


Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertema “Pemberdayaan Anak Jalanan melalui Pelatihan Komunikasi dan Public Speaking.” Yayasan Roemah Tawon selama bertahun-tahun menjadi tempat anak-anak jalanan menemukan bimbingan, rutinitas belajar, dan dukungan emosional. Melalui pelatihan ini, ruang itu diperluas menjadi tempat mereka membangun keberanian tampil di depan umum.


Ketua pelaksana kegiatan, Ibu Fitri, menekankan bahwa pelatihan ini tidak berhenti pada teknik komunikasi. “Public speaking tidak hanya soal berbicara, tapi juga bagaimana membangun kepercayaan diri dan menghargai diri sendiri. Kami ingin anak-anak berani menyampaikan pendapat dan mengekspresikan gagasan mereka dengan positif,” ujarnya.


Metode pelatihan dibuat menyenangkan dan tidak berjarak. Anak-anak mengikuti permainan komunikasi, latihan vokal, hingga simulasi berbicara di depan kelompok kecil. Mereka belajar mengatasi rasa gugup melalui dukungan teman-teman sebaya dan pengajar yang mendorong tanpa menghakimi.


Belasan peserta dilatih oleh enam dosen pendamping dan sembilan mahasiswa yang terlibat langsung. Antusiasme terlihat sejak sesi awal hingga penampilan mini bertema “Mimpi dan Harapanku,” di mana para peserta mulai menunjukkan keberanian untuk bicara di depan kelompok.


Salah satu peserta, Rafi (12 tahun), merasa perubahan itu nyata.


“Awalnya saya malu bicara di depan teman-teman, tapi sekarang saya berani memperkenalkan diri dan bercerita di depan semua,” katanya dengan senyum bangga.


Pihak yayasan menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbicara, tetapi juga membantu anak-anak merasa lebih dihargai dan mampu melihat diri mereka memiliki masa depan.


“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut karena anak-anak kami sangat terbantu untuk belajar percaya diri dan berpikir positif,” ujar salah satu pengurus yayasan.


Sementara itu, dosen pendamping, Ibu Yaya, menegaskan bahwa inti dari kegiatan ini adalah membangun karakter.


“Melalui pendekatan komunikasi interpersonal, kami ingin membantu anak-anak mengenal potensi diri dan berani bermimpi besar,” ujarnya.


Pelatihan hari itu bukan sekadar kelas singkat. Ia menjadi pengalaman yang menandai pergeseran kecil namun penting: dari diam menjadi berani bicara, dari malu menjadi percaya diri, dari merasa tak terlihat menjadi didengar.


Bagi anak-anak Yayasan Roemah Tawon, panggung itu kini bukan lagi milik orang lain. Itu juga milik mereka.*