KLATEN - Mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta yang tergabung dalam Kelompok 67 KKN-PPM Tahun 2025 melaksanakan program edukatif bertajuk “Stop Bullying: Edukasi Anti-Perundungan Sejak Dini di Sekolah Dasar” di SD Negeri 2 Kwaren, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (8/8/2025), dengan antusiasme tinggi dari para siswa.

Program ini digagas dan dilaksanakan oleh Melinda Budi Ayu, salah satu mahasiswa KKN Unisri yang mengabdi di Desa Kwaren. Di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ir. Sartono Joko Santosa, M.P., kegiatan ini bertujuan menanamkan pemahaman kepada anak-anak tentang bahaya perundungan serta pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.

Melalui pendekatan interaktif, Melinda menyampaikan materi tentang pengertian bullying, jenis-jenis perundungan, serta contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. “Kami ingin anak-anak memahami bahwa bullying bisa menyakiti hati dan merusak persahabatan. Karena itu, sejak dini mereka harus berani berkata tidak pada bullying,” ungkap Melinda usai kegiatan.

Selain pemaparan materi, siswa juga diajak mengikuti kegiatan “Meluapkan Perasaan Melalui Balon”. Dalam sesi ini, mereka menuliskan perasaan yang tidak ingin dibuli pada balon, lalu meletuskan balon sebagai simbol keberanian untuk melepaskan rasa takut. Di akhir kegiatan, para siswa menuliskan kesan dan pesan mengenai program ini sebagai bentuk refleksi.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak sekolah. Para guru dan Kepala Sekolah SDN 2 Kwaren memberikan dukungan penuh karena materi yang disampaikan sangat relevan dengan kehidupan anak-anak. Para siswa pun terlihat aktif, berani berbicara, dan antusias mengikuti setiap tahapan kegiatan.

Iklan Setalah Paragraf ke 5

“Program ini sangat bermanfaat karena membangun kesadaran anak-anak untuk saling menghargai, menghormati perbedaan, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,” tambah Melinda.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Kelompok 67 KKN Unisri menunjukkan bahwa pengabdian mahasiswa kepada masyarakat tidak hanya sebatas mengajar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter sejak usia dini. Edukasi anti-bullying diharapkan mampu menjadi langkah kecil yang berdampak besar bagi pembentukan generasi yang lebih empati, peduli, dan berkarakter.