Ulasan Pengamat Sosial Ari Sumarto Taslim Tentang Moge: Simbol Gaya Hidup, Hobi, dan Komunitas

Ulasan Pengamat Sosial Ari Sumarto Taslim Tentang Moge: Simbol Gaya Hidup, Hobi, dan Komunitas

Smallest Font
Largest Font

LIFESTYLE - Pengamat sosial Ari Sumarto Taslim beri tips penggunaan Motor gede atau yang dikenal sebagai moge, kebanyakan memiliki kemampuan lebih dari sekadar kendaraan. Bagi sebagian besar pemiliknya, moge adalah simbol gaya hidup, ekspresi status sosial, hingga medium untuk menjalin kebersamaan dalam komunitas. Pengamat sosial Ari Sumarto Taslim menjelaskan bahwa fenomena moge di Indonesia mencerminkan perpaduan antara budaya, ekonomi, dan kebutuhan akan identitas individu di tengah masyarakat modern.  

Fenomena Moge: Lebih dari Sekadar Kendaraan

Menurut Ari Sumarto Taslim, moge tidak hanya dipandang sebagai alat transportasi, tetapi juga sebagai barang mewah yang menunjukkan status sosial pemiliknya. “Di Indonesia, memiliki moge seringkali dianggap sebagai pencapaian finansial. Ini bukan hanya soal performa, tetapi juga soal eksklusivitas,” ujarnya.  

Bagi masyarakat Jepang, moge diukur dari kekuatan tenaga mesin yang menghasilkan lebih dari 35 HP (horse power). Sementara itu, di Amerika dan Italia, moge didefinisikan sebagai motor dengan kapasitas mesin di atas 600 cc. Sedangkan di Indonesia, moge lebih sederhana kategorinya, yakni motor dengan kapasitas mesin 250 cc ke atas. Meski berbeda, ketiga pandangan ini menunjukkan moge sebagai sesuatu yang melebihi fungsi transportasi biasa.  

Ari juga menyoroti perkembangan komunitas moge di Indonesia yang kian menjamur. Pemilik moge kerap bergabung dalam komunitas untuk berbagi pengalaman, melakukan gathering, hingga touring bersama. “Komunitas ini menjadi tempat di mana pemilik moge saling berbagi, baik tentang teknis kendaraan maupun sebagai sarana membangun hubungan sosial,” jelas Ari.  

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Touring, salah satu aktivitas yang paling populer, sering kali dilakukan untuk menjelajahi berbagai destinasi sekaligus mempererat hubungan antaranggota. Beberapa komunitas bahkan memanfaatkan kegiatan ini untuk tujuan sosial, seperti penggalangan dana atau kampanye kesadaran.  


Namun, Ari juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pemilik moge di Indonesia. Selain harga yang tinggi, pajak barang mewah menjadi beban tambahan. Belum lagi infrastruktur jalan yang belum sepenuhnya mendukung kendaraan dengan kapasitas besar ini. “Pemilik moge harus siap dengan biaya perawatan yang tinggi serta keterbatasan jalur yang memadai,” tambahnya.  

Meski demikian, moge tetap diminati sebagai hobi yang membanggakan. Pabrikan-pabrikan ternama seperti Harley-Davidson, Ducati, dan Indian Motorcycle menjadi pilihan utama para pecinta moge di Tanah Air.  

Dalam perspektif pengamat sosial Ari Sumarto Taslim, moge adalah cerminan dari kebutuhan manusia akan identitas, komunitas, dan ekspresi diri. Di Indonesia, moge menjadi simbol gaya hidup yang mewah sekaligus medium untuk mempererat ikatan sosial. Meski menghadapi berbagai tantangan, antusiasme terhadap moge tetap tinggi, mencerminkan daya tarik unik yang dimilikinya. Fenomena ini membuktikan bahwa moge bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga bagian dari dinamika budaya modern.*

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Bro Author

Galeri

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia