Triton Produsen Benang Bedah Nasional Dengan TKDN Diatas 40 Persen Membuka Pasar Timur Tengah Melalui Arab Health 2023
UNI EMIRAT ARAB - Berkat komitmen yang luar biasa, PT Triton Manufactures kembali menembus pasar internasional yang mewarnai awal tahun ini. Pasalnya, Triton diberikan kehormatan untuk menjadi salah satu dari 8 Produsen alat kesehatan (Alkes) untuk mewakili Indonesia di Arab Health 2023 2023 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Demikian dikatakan Institutional Relation Director PT. Triton Manufactures, Mario Apriliansyah ST, MT, MM melalui keterangan tertulisnya kepada media, Senin (30/1/2023)
“Pembukaan secara resmi Paviliun Indonesia di ARAB HEALTH pada 30 Januari 2023 dilakukan oleh Duta Besar Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab, Husin Bagis. Menurut Institutional Relatian Director PT Triton Manufactures,” umgkapnya.
Menurut Mario, event kegiatan ARAB HEALTH 2023 merupakan pintu masuk produk Alat Kesehatan Indonesia bagi pasar ekspor di Kawasan Teluk dan Timur Tengah, terutama untuk Produk Alat Kesehatan bersertifikasi halal seperti produk Triton.
“Pagelaran ini juga dihadiri oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Farmalkes Dita Novianti Sugan di Argadiredja, perwakilan dari Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes RI, Konsul Jenderal RI di Dubai serta delegasi dari industry kesehatan Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut Mario menjelaskan, bahwa Triton sendiri merupakan perusahaan benang bedah nasional pertama berteknologi tinggi dengan 11 jenis benang bedah yang memiliki ijin edar AKD sejak 2015 dan telah tersertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) atau local content lebih dari 40 persen, yang menjadikannya sebagai produk dalam negeri yang wajib digunakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 66 ayat (1) dan (2).
“Paviliun Indonesia pada ARAB HEALTH 2023 dapat dikunjungi di Gedung Za’abeel 6 (Z6). Keberadaan paviliun Indonesia pada Arab Health 2023 merupakan buah kolaborasi antara Kemenkes, Kementerian Perindustrian (Kemenprin), Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) yang didukung oleh Direktorat Timur Tengah, Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE), KBRI Abu Dhabi dan KJRI Dubai dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu),” ungkap Mario Apriliansyah.
Keikutsertaan Triton dalam ARAB HEALT 2023 tersebut memberikan dorongan semangat bagi Triton untuk terus membawa nama baik Indonesia ke kancah dunia sebagai produsen benang bedah halal yang berkualitas dengan Line Up produk terlengkap di Indonesia dan salah satu produsen dengan tingkat kandungan dalam negeri atau local content diatas 40 persen untuk mendukung upaya mencapai ketahanan kesehatan Indonesia melalui kemandirian Produksi alat kesehatan nasional.
“Pabrik PT. Triton Manufactures yang menempati lahan seluas 12.500 M2 di Kawasan Industri Sentul, Jawa Barat diresmikan tanggal 19 September 2015 oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, Sp.M (K). TRITON selalu berkomitmen untuk terus membantu pemerintah mencapai target Program Indonesia Sehat 2025, dengan mengutamakan kepuasan pelanggan dan senantiasa memberikan pelayanan terbaik,” tandasnya.
Selain itu Mario juga mengatakan, kualitas adalah prioritas utama, sehingga PT Triton Manufactures telah memperoleh ISO 13485, TKDN lebih dari 40% serta Sertifikasi Halal. Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang. Hal ini tentunya akan memberikan rasa aman bagip asien yang harus memenuhi persyaratan kewajiban agamanya, dan hal ini menjadi solusi bagi kebutuhan Pasar Internasional, terutama negara negara di Timur Tengah dan Afrika.
“Mutum produk melalui Sertifikasi Proses Produksi, dimana Triton telah mendapatkan Sertipikasi CPAKB, yang merupakan suatu sertifikasi yang dikeluarkan dari Kemenkes RI sebagai acuan bagi sarana produksi alat kesehatan untuk dapat menerapkan system manajemen mutu dalam pembuatan alat kesehatan,” pungkasnya. (***)