Proyek Betonisasi Peningkatan Jalan Lingkar Citeureup Banyak Yang Patah, Warga: Padahal Cuma 100 Meter

Proyek Betonisasi Peningkatan Jalan Lingkar Citeureup Banyak Yang Patah, Warga: Padahal Cuma 100 Meter

Smallest Font
Largest Font

BOGOR,- Betonisasi proyek peningkatan jalan Lingkar Citeureup yang baru selesai dikerjakan terlihat dibeberapa segment ada yang patah dan retakan (retak rambut) pada permukaan badan jalan. Hal ini berdasarkan liputan awak media di lokasi, Senin, 12 September 2022. 

Dari keterangan warga setempat, pekerjaan jalan beton di wilayah mereka baru selesai kurang lebih baru tiga (3) minggu.

"Ya bang, baru selesai dikerjakan kurang lebih tiga minggu, tapi sudah banyak yang patah dan retak. Padahal pekerjaannya cuma 100 meter," terang seorang warga setempat kepada awak media ini.

Selain itu lanjut warga, sekarang jalannya jadi menyempit jadi 5 meter, karena ada pengurangan dari kedua sisi masing-masing 10 cm.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

"Sudah banyak yang komplain dengan lebar jalan yang semakin menyempit, mendingan ga usah dikerjain," ujarnya.

Pelaksana lapangan pada kegiatan ini Ali, ketika dikonfirmasi awak media melalui pesan WhatsApp mengenai badan jalan yang patah dan retak mengatakan, mau digrouting itu.

"Abang ke yang punya saja, saya hanya ngerjain," jawab Ali singkat.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada kegiatan ini, Zulkifli, saat dikonfirmasi awak media dengan hal yang sama belum memberi jawaban.

Proyek peningkatan jalan Lingkar Citeureup ini menghabiskan biaya sebesar Rp. 338.159.000,- yang anggarannya bersumber dari APBD Kabupaten Bogor TA. 2022 ini dikerjakan oleh penyedia jasa CV. Rakamora Berdikari dan bertindak sebagai konsultan pengawas PT. Nasuma Putra dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender.

Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kab.Bogor, Tuty Alawiyah dalam statement nya di beberapa media mengatakan, pembangunan infrastruktur yang tidak tepat spek juga akan membahayakan masyarakat sebagai pengguna infrastruktur. Untuk infrastruktur jalan dan jembatan bila dibangun tidak tepat spek bisa merenggut korban jiwa. Kalau jalannya berlubang atau jembatannya ambruk kan bahaya, masyarakat yang jadi korban.

Pengerjaan infrastruktur tidak tepat spek, dibawah spek, kata Ketua Komisi III DPRD Kab.Bogor ini adalah ‘KORUPSI’.

*Setiap tindak korupsi harus ditindak dan disikat. Saya ingatkan betul agar pihak ketiga yang mengerjakan pembangunan infrastruktur berdana APBD Kabupaten Bogor harus tepat spek sesuai perjanjian kerja. Pidana korupsi jatuhnya bila tidak tepat spek,” terang H. Tuti Alawiyah yang dilansir dari beberapa media. (Bb)

Editors Team
Daisy Floren

Galeri