Pemilik Kapal Tetap Sama Lanjut Rezim 3 Periode, Jumadil Qubro: Hanya Berubah Nakhoda
OPINI - Kontelasi politik Indonesia menjelang Pilpres 2024 semakin panas, Gagalnya perhelatan Sepak Bola Piala Dunia U-20 seaka n tenggelam, Rakyat Indonesia yang sangat menantikan Indonesia bisa bermain di Piala Dunia U-20 melalui Jalur Tuan Rumah pupus sudah. Elit politik setelah melakukan manuver sehingga gelaran ini Gagal. Dan elit kembali fokus dan media TV dan Elektronik ramai ramai membicarakan "Safari nya para tokoh Politik yang mencari perhatian Rakyat jelata dengan memanfaatkan sisa jabatan maupun momen Ramadhan ini yang pas untuk "Tebar Pesona" tak dilewatkan oleh kalangan elit politik untuk menunjukan bahwa mereka " Masih Peduli Rakyat". Keberadaan mereka masih ada serta eksistensinya perlu di tunjukan. Bak Mahluk Astral yang kadang menampakkan diri sebagai bukti " AKU INI ADA" Kira kira begitu diambil perumpaan.
Terlepas Eksistensi semu dan seakan tebar pesona membuat rakyat ini masih bisa memberikan "Senyuman, lambaian tangan" walau keberadaan mereka pun seakan diskenario seakan mereka bangga dengan elit yang datang ke kampung dan tempat tinggal mereka, Semua seakan semu.
Politik Basa Basi di saat rakyat dibutuhkan suaranya, politik klise yang hanya manis dibibir, politik lo jual gua beli ini menunjukkan politik di Indonesia penuh dengan Drama.
Rakyat disuguhkan dengan pemberitaan pemberitaan TV yang hanya mengangkat Kepentingan kelompoknya saja. Negara tak lagi berdiri dengan dua kakinya. Negara hanya memilih dengan pilihannya saja.
Drama Politik Koalisi Besar yang berisi partai partai Eks. Pendukung Jokowi beralih dukungannya ke Prabowo sebagai Capres 2024, seakan skenario tinggal menunggu sang Pemilik Rencana yaitu PDI P bergabung. Tarik ulur dalam koalisi ini terliat jelas, PDI P ingin datang terakhir sebagai penentu Koalisi Besar dan menjadi Pemimpin Koalisi ini. Dan itu pasti terjadi bagaimana tidak, koalisi besar ini di gagas oleh Presiden Jokowi padahal beliau masih menjadi Presiden Negara Republik Indonesia, Namun posisinya ini patut dipertanyakan, kepentingan 5 tahun ke depan sudah di rencanakan.
Komentar yang positif dari para ketua partai tanpa melibatkan PDI P di awal pembentukkan ini seakan akan PDI P telah memberikan arahan dan signal. Kepada partai partai pendukung pemerintah untuk segera merapat ke Koalisi Besar. Signal ini amat kuat.
Jika kondisi di atas, tanpa ada Restu dari PDI P mungkin saja PDI P sudah baper dan kepanasan tapi melihat pergerakan koalisi Besar ini, Parpol Pimpinan Megawati ini tetap tenang.
Seakan ada Skenario Besar juga dibalik ini semua.
Isyu hangat Prabowo Subianto akan disandingkan dengan Ganjar Pranowo sebagai Capres dan Cawapres atau Prabowo dengan Jokowi spekulasi politik masih tarik menarik.
Koalisi Perubahan dengan The King Maker Surya Paloh, Koalisi Besar dengan The King Maker Jokowi dan PDI P Kita ketahui adalah Megawati.
Posisi PDI P diprediksi akan merapat ke Koalisi Besar dengan tawar menawar Cawapres, karena PDI P para partai pendukung Pemerintahan Jokowi sudah merapat ke Prabowo dengan nama Koalisi Besar.
Dengan nama Kapal yang sama, tapi bergantian Nakhodanya seakan Kapal tetap Tujuan yang sama dengan arah mata angin yang sama pula.
Koalisi Besar adalah Kapal Milik Jokowi. Apapun yang terjadi di kapal "Koalisi Besar ini" tetap Rakyat bisa melihat bahwa ini lah Rezim 3 Periode yang berkelanjutan. Kapal Koalisi ini akan berlabuh atau batal merapat ke Dermaga tujuan, kita lihat saja dinamikanya.
Sementara Anies Baswedan yang di support oleh Tiga Partai yaitu PKS, Nasdem dan Demokrat dengan nama Koalisi Perubahan akan membawa angin segar dengan nama Koalisi Perubahan. Namun di Koalisi ini sedang mencari sosok Cawapres Ideal untuk mendampingi Anis Baswedan.
Menurut pengamatan para ahli Politik, Anis Baswedan akan disandingkan dengan tokoh politik yang berasal dari TNI atau Tokoh Pengusaha, kabar yang beredar dikalangan elit koalisi Perubahan ini sosok cawapres diserahkan kepada Anis Baswedan untuk menentukkan kriteria sosok yang akan mendampingi sebagai Capres.
Surya Paloh, The King Maker Koalisi Perubahan ini akan menjadikan koalisi perubahan ini tentu akan menghitung pergerakan PDI P apakah akan mengganjal koalisi besar atau bergabung, namun prediksi akan mengganjal Koalisi besar ini amat kecil kemungkinannya karena PDI P masih menunggu suara partai.
Setidaknya PDI P untuk mengakomodir suara partai, maka PDI P akan mengusung kader capres cawapres sendiri agar PDI P tidak ditinggalkan kadernya. Drama akan mulai di sana, inilah yang membuat PDI P mempersilahkan para penumpang Kapal dengan nakhoda Presiden Jokowi untuk masuk duluan.
Jika PDI P dengan Golden ticket mengusung Capres sendiri. dan akan bergabung di Putaran ke dua Capres ini mungkin saja terjadi. Kondisi ini tentu akan mengeroyok Koalisi Perubahan di tengah Jalan
Rakyat tinggal memilih mau naik Kapal yang sama sementara Awak dan kru kapal tak berubah atau Rakyat ingin berganti Kapal dengan Nakhoda yang baru sehingga badai dan gelombang yang menghantam rakyat bisa di atasi oleh Koalisi Perubahan dengan nakhoda Anies Baswedan.
Gambaran perpanjangan Rezim 3 Periode adalah suguhan yang kita lihat akhir akhir ini. Keputusan ada di tangan rakyat.
Penulis : Jumadil Qubro
Aktivis Perubahan