Menjadi Pejuang Politik, Ini Alasan Prabowo
JAKARTA - Prabowo Subianto merupakan tokoh militer, pengusaha dan politikus Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Prabowo Subianto sudah tidak diragukan lagi dalam sepak terjang dalam membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Untuk itu perlu diketahui secara luas oleh masyarakat Indonesia tentang tujuan Prabowo Subianto memilih karir sebagai pejuang politik.
Dari informasi yang dihimpun dari milenialprabowo.id. Memilih menjadi pejuang politik merupakan sebuah kesadaran diri dari Prabowo Subianto tentang amanat sejarah yang harus di wujudkan.
”Keputusan saya untuk masuk ke dunia poltik berangkat dari sebuah kesadaran. Sebuah kesadaran yang saya dapatkan dari mempelajari sejarah bangsa Indonesia dan bangsa bangsa lain. Dari diskusi saya dengan ratusan pakar ekonomi, pelaku usaha, dan negarawan dari Indonesia dan mancanegara. Juga dari pengalaman saya puluhan tahun mengabdi sebagai prajurit dan sebagai pengusaha”, kata Prabowo Subianto dikutif Milenialprabowo.id.
Prabowo terus menyinggung tentang sistem ekonomi dan politik yang dipilih oleh para pendiri bangsa, sistem tersebut merupakan pilihan yang terbaik untuk membangun Indonesia dan mencapai cita cita kemerdekaan.
”Kesadaran yang saya maksud, adalah kesadaran bahwa sistem ekonomi dan politik yang dipilih oleh para pendiri bangsa kita, yaitu sistem ekonomi dan demokrasi Pancasila, atau sistem ekonomi konstitusi, sebenarnya adalah pilihan yang terbaik untuk membangun Indonesia dan mencapai cita-cita kemerdekaan Kita”, ungkapnya.
Kata Prabowo sistem ekonomi saat ini tidak sepenuhnya mengikuti amanat Undang Undang Dasar 1945. Untuk itu Prabowo Subianto memilih menjadi pejuang poltik dalam rangka mengembalikan Indonesia kepada khitahnya, melalui wadah Partai Gerindra yang saat ini dinahkodai.
” Sistem ekonomi yang sekarang dijalankan oleh negara kita tidak sesuai dari apa yang digariskan dalam UUD 1945 yang asli, UUD 1945 versi 18 Agustus 1945. Bahwa tidak mungkin saya bisa berhasil mengembalikan haluan ekonomi negara tanpa perjuangan politik. Oleh karena itu, pada tahun 2008 saya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya ( GERINDRA)”, tegasnya. (***)