ads
Kokaga Saba Baduy 2025: Belajar Kearifan Lokal untuk Desa Mandiri dan Berkelanjutan

Kokaga Saba Baduy 2025: Belajar Kearifan Lokal untuk Desa Mandiri dan Berkelanjutan

Smallest Font
Largest Font

BOGOR – Komunitas Kades Gaul (Kokaga) Kabupaten Bogor menggelar kegiatan bertajuk Kokaga Saba Baduy 2025 sebagai bentuk upaya memahami nilai kemandirian dan pelestarian alam yang selama ini dijaga erat oleh masyarakat Baduy. Dengan semangat membangun desa berbasis budaya dan lingkungan, para kepala desa se-Kabupaten Bogor mengikuti touring edukatif pada Sabtu 22 Februari 2025, ini untuk menggali filosofi hidup sederhana dan mandiri yang telah diwariskan turun-temurun oleh suku Baduy.  

Perjalanan dimulai dari halaman kantor Kecamatan Jasinga dengan menggunakan motor operasional desa dan berakhir di Kampung Ciboleger, pintu masuk kawasan Baduy. Rombongan kepala desa disambut oleh Jaro Oom, Kepala Desa Kanekes, dan warga Baduy Luar dengan suasana kekeluargaan yang hangat.  

Salah satu momen berkesan dalam kegiatan ini adalah saat Kokaga berdiskusi langsung tentang prinsip hidup masyarakat Baduy yang kuat menjaga kemandirian, mulai dari sistem pertanian alami tanpa bahan kimia hingga filosofi menolak intervensi luar seperti bantuan Dana Desa. Para kepala desa diajak memahami bahwa kemandirian bukan sekadar soal tidak menerima bantuan, melainkan tentang menjaga nilai adat, keharmonisan dengan alam, dan ketahanan pangan yang berkelanjutan.  

“Kami benar-benar belajar menghormati alam, memahami pentingnya etika dalam bercocok tanam, dan menjaga kedaulatan pangan. Banyak nilai yang bisa kami terapkan di Bogor karena kontur alamnya tidak jauh berbeda,” ungkap Sukardi, Ketua Panitia Kokaga Saba Baduy 2025 sekaligus Kepala Desa Petir, Kecamatan Dramaga, pada Senin 24 Februari 2025.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Tidak hanya berdiskusi, para peserta juga menyaksikan langsung aktivitas warga Baduy seperti menenun kain tradisional dan melihat lumbung padi atau leuit, simbol ketahanan pangan yang menjadi pondasi kemandirian masyarakat Baduy.  

Sukardi menegaskan bahwa perjalanan ini bukan sekadar touring biasa, melainkan sebuah studi lapangan untuk menggali inspirasi dalam membangun desa yang kuat dan mandiri.  

“Kita belajar bahwa kemandirian desa tidak hanya soal anggaran, tapi soal filosofi hidup yang mengedepankan harmoni antara manusia dan alam. Ini bisa jadi model untuk pengembangan desa di Kabupaten Bogor,” tambahnya.  

Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antar kepala desa, tetapi juga membuka wawasan baru tentang potensi penerapan sistem ketahanan pangan berbasis kearifan lokal. Kokaga berharap bahwa semangat kemandirian dan pelestarian alam yang mereka pelajari dari Baduy bisa menjadi inspirasi dalam membangun desa yang berdaya saing namun tetap ramah lingkungan.  

Kokaga Saba Baduy 2025 menjadi bukti bahwa inovasi dalam pembangunan desa tidak selalu harus berbasis teknologi tinggi, tetapi juga bisa bersumber dari kearifan lokal yang telah terbukti mampu menjaga ekosistem dan kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Bro Author
IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia