Kekerasan terjadi dari Dalam Rumah Hingga Ruangan Mewah, Jumadil Qubro: Pancasila Hanya Jadi Simbol Saja
TANGERANG-Akhir akhir ini aksi kekerasan dipertontonkan baik kalangan Anak anak, Remaja, Orang Tua, Pejabat, Aparat bahkan Berbagai lapisan Masyarakat dari Preman berkedok DebtCollector hingga sempai Satuan Pengamanan ( Satpam ).
Pemerhati Dan Aktivis Sosial, Jumadil Qubro menilai menurunnya rasa kepedulian, rasa merasakan satu sama lain, atau sense of belonging di berbagai kalangan karena Negara ini dari tingkat atas setingkat pejabat dan Aparat sebagai suri tauladan yang baik dan perilaku yang selalu menjadi pusat perhatian, sangat memprihatinkan.
Manusia terlalu mudah tersulut emosi, kita lihat Pertemuan sekelas HIPMI saja dimana sosok presiden menjadi salah satu yang hadir dalam acara pembukaannya, mereka adu jotos, belum lagi aksi aksi geng motor yang sebagian pelakunya adalah remaja anak sekolah, kasus Tindak kekerasan seksual banyak terjadi dimana mana.
Pendidikan moral, Krisis Keuangan, Tingkat Pengangguran yang tinggi menjadi salah satu pemicu tindak kejahatan dan kekerasan tersebut
Melalui Ditbinmas Polri baik dari tingkat Polda, Polres dan Polres sedang gencar melalukan kegiatan kegiatan pembinaan masyarakat di tingkat Desa, penyuluhan, Bimbingan dan Arahan untuk bisa keluar dari Krisis moral dan etika itu bersumber dari Retaknya hubungan di tingkat bawah yaitu Keluarga. Komunikasi di tingkat bawah ini lah yang membuat Tindak kejahatan berawal.
Saat seorang Oknum Securty dalam tugasnya melakukan pengamanan bukan.pemukulan terhadap tukang Baso, gayanya melebihi preman pasar adalah sebuah tragedi yang miris, terlepas siapa yang salah atau siapa yang benar, tindakan main Hakim sendiri tidak pernah dibenarkan dengan alasan apapun.
Kasus penusukan Security Citra Raya dengan pedagang Kopi keliling masih teringat dalam benak warga cikupa yang kebetulan sering lewat daerah cikupa, membuat kita miris juga. Terjadi bulan November 2022 ini.
Kasus Security Jotos Pedagang Baso yang terjadi di kawasan PT.Mayora Indah Tbk membuat kita juga geleng geleng kepala.
Konflik Mts Nurul Ilmi dimana Murid, Guru dan Orang Tua berdemo di sekolahnya sendiri. Dan bahkan kasus bully seorang pelajar di ruangan kelas Viral di media sosial.
Pertanyaannya yang muncul dalam benak kita, Ada apa dengan Bangsa Ini...?
Dimulai dari mana kita menyelesaikan masalah moral, prilaku dan Keadatan timuran kita yang mulai hilang dari kehidupan kita.
Apakah pemerintah melalui lembaga lembaga yang bekerja di bidang pendidikan, dakwah baik Formal maupun non formal dibilang Gagal.
Lebih lanjut Aktivis Sosial ini menerangkan bahwa bangsa ini rapuh di tingkat keluarga, anak jarang sekali di ajak ngobrol bareng kumpul bersama dengan kita sebagai orang tua, Ayah sibuk dengan gadgetnya, ibu demikian, anak anak sibuk di kamar dengan ponselnya. Dunia terasa sepi dan.hidup terasa masing masing.
Ini lah keluarga, kunci dasar ini terletak di keluarga kecil kita, saya berharap semua.pihak bisa melakukan kegiatan yang. Dimulai dari keluarga. Pendidikan di lingkungan Keluarga sangatlah penting dan awasi anak ketika pulang sekolah dan kegiatan kegiatan diluar sekolah.
Anak akan tumbuh dengan baik ketika ditanamkan rasa cinta keluarga dan rasa kepedulian terhadap orang lain disinilah peran Keluarga untuk menumbuhkembanhkannya.
Pendidikan agama kembali menjadi modal utama, Namun beberapa kasus kekerasan seksual terjadi di tempat Pendidikan Moral dan Akhalak dibina, yang akhirnya sebenarnya kita harus menyelesaikan permasalahan bangsa ini mulai dari mana.
Kekerasan dan Kejahatan ternyata bisa bukan hanya terjadi di jalanan dengan hukum rimbanya, siapa yang kuat dia yang berkuasa. Namun kekerasan juga tidak hanya terjadi di sekolah Umum tapj di pondok pondok pesantren yang pelakunya adalah guru guru mereka. Kekerasan bukan hanya terjadi di dalam ruangan keluarga tapi di ruang ruang rapat pun bisa terjadi.
Fenomena ini yang akhirnya landasan, falsapah serta pandamgan hidup kita untuk bermasyarakat berbangsa, dan bernegara mulai Runtuh.
Pancasila dan pemahamannya mulai kita meninggalkannya. Ajaran Etika moral, Budi Pekerti, Hormat menghormati yang muda menghormati yang tua, Anak menghormati oramg tua, Orang tua memberi contoh tauladan, guru guru mengajarkan akhlak dan keilmuan dan wawasan nusantara yang akhirnya kita sadar bahwa kita adalah manusia yang beradab berdasarkan Pancasila.
Kembali ke nilai nilau luhur Pancasila
RAWATLAH PANCASILA.