Jumadil Qubro: Perspektif Sosiologi Mempengaruhi Nilai Seseorang dalam Mengatasi Konflik

Jumadil Qubro: Perspektif Sosiologi Mempengaruhi Nilai Seseorang dalam Mengatasi Konflik

Smallest Font
Largest Font

OPINI - Perspektif sosiologi merupakan kerangka berpikir yang digunakan untuk memahami fenomena sosial

Perspektif mempengaruhi perilaku manusia untuk bertindak menanggapi sebuah konteks situasi yang terjadi. Perspektif membimbing seseorang dalam menemukan perilaku relevan dan rasional sesuai dengan fenomena yang ada. Untuk menelaah sesuatu para sosiolog melakukan asumsi-asumsi.

Inti perspektif sosiologis ialah pertanyaan bagaimana kelompok mempengaruhi manusia, khusunya bagaimana manusia dipengaruhi masyarakat (society), dimana sekolompok manusia yang memiliki kebudayaan dalam suatu ruang lingkup atau wilayah yang memiliki norma-norma dan aturan-aturan.

Ada  tiga perspektif sosiologi, yakni:

Advertisement
Scroll To Continue with Content

1  Fungsionalisme

2. Konflik sosial

3. Interaksionisme simbolik.

Kita akan bahas  dua perspektif sosiologi ini

Perspektif fungsionalisme

Perspektif fungsionalis melihat masyarakat sebagai makhluk hidup.

Dalam perspektif sosiologi ini, manusia dikatakan sehat jika menjadi bagian dari kelompok fungsional, di mana mereka memiliki kebersamaan.

Sebaliknya, mereka dikatakan sakit apabila ada bagian kelompok yang tidak lagi menyatu secara kolektif.

Sebagai makhluk hidup, para sosiolog memandang bahwa masyarakat merupakan organ tubuh yang bergantung satu sama lain.

2. Persepktif Konflik

Perspektif konflik melihat masyarakat konflik di antara kelas, di mana masyarakat terikat secara bersama karena kekuatan dari kelompok atau kelas yang dominan. Mereka mengklaim bahwa nilai bersama yang dilihat oleh para fungsionalis sebagai pemersatu bukanlah benar-benar suatu konsensus,

Perspektif konflik selalu membuat dua kutub yang dipertentangkan. Gerak perilaku secara fungsional bermanfaat, dan oleh karena itu tindakan itu dimunculkan ke permukaan.

3. Interaksionisme simbolik.

Perspektif ini cenderung menolak anggapan bahwa fakta sosial adalah sesuatu yang determinan terhadap fakta sosial yang lain. Bagi perspektif ini, orang sebagai makhluk hidup diyakini mempunyai perasaan dan pikiran. Dengan perasaan dan pikiran orang mempunyai kemampuan untuk memberi makna terhadap situasi yang ditemui, dan mampu bertingkah laku sesuai dengan interpretasinya sendiri.

Dari penjabaran di atas, kita msyarakat Talagasari yang cara pandang dalam.satu masalah membuat kita bukan lagi menjadi penentu keberhasilan masalah itu terselesaikan, konflik sosial dan lingkungan harus dijadikan cara pandang kita untuk .dapat menyelesaikannya.

Manajemen konflik, cipta kondisi membuyarkan inti maaalah serta memecah masalah sosial untuk dapat segera diselesaikan. Adalah salah satu cara kita mengetahui harus dari mana dulu kita menyelesaikannya. 

Kondisi apapun di lingkungan kita, seyogyanya menggunakan perspektif sosial karena bersandar dari kodrat manusia sebagai mahkluk sosial. Kita butuh orang lain.

Diakhir tulsan ini, penulis berharap kita semua bisa melakukan yang terbaik untuk lingkungan sosial kita.

Jangan sampai klaim ke diri kita adalah Orang sakit secara sosial. Karena kita selalu menganggap salah orang lain dan lingkungan lah yang mengendalikan kita bukan kita yang mengendalikan lingkungan.

Jaga lembur, 

Jaga Dulur Salembur 

penulis, Jumadil Qubro Aktifis Muda Talagasari

Editors Team
Daisy Floren

Galeri