Idul Qurban Syarat Filosofi yang Universal Untuk Memanusiakan Manusia

Idul Qurban Syarat Filosofi yang Universal Untuk Memanusiakan Manusia

Smallest Font
Largest Font

TANGERANG-Perayaan Idul Kurban menjadi alegori sarat makna bagi manusia. Selain sebagai sarana mendekatkan diri kepada Tuhan, nilai kurban melukiskan bentuk pengorbanan harta benda yang disukai untuk orang lain. Ada tradisi saling menyantuni yang diamanatkan agama untuk terus dihidupkan dalam keseharian.

Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Tuhan untuk mengorbankan anak semata wayangnya, Ismail, sebagai bentuk penghambaan yang tiada tara, sedikitpun tidak merasa keberatan. Padahal, Ibrahim telah sekian lama mendambakan keturunan yang saleh. Perintah Tuhan itu dilaksanakan Ibrahim dengan penuh tabah dan pasrah. Totalitas penghambaan inilah yang mengajarkan kita untuk berlomba mengasihi dan mengorbankan hal duniawi yang disukai untuk orang lain. Bahkan, jika diperas lagi, saripati Idul Kurban mengandung makna bagaimana Tuhan memberikan pelajaran kepada manusia untuk selalu menjaga nilai kemanusiaan.

Kajian esoteris tentang Idul Kurban memiliki relevansi dengan harmonisasi hubungan horizontal. Alasan Tuhan menggantikan leher Nabi Ismail dengan domba yang gemuk adalah untuk menjaga satu hal: kemanusiaan. Domba adalah simbol sifat kebinatangan pada diri manusia yang harus dibunuh. Sedangkan martabat kemanusiaan menjadi ihwal pokok dalam agama yang wajib dijunjung tinggi. Ambivalen jika agama yang agung justru mewarisi tradisi memenggal leher demi mengekspresikan nilai penghambaan dan keikhlasan kepada Tuhan.

Mengorbankan kemanusiaan

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Saat ini bangsa kita sedang menghadapi ancaman permusuhan antarsesama. Orang yang berlainan paham keagamaan dianggap halal darahnya dan sah dibunuh. Pengorbanan dalam beragama macam ini sangat menyesatkan karena satu sisi beranggapan mengagungkan agama, namun sisi lain menegasikan nilai kemanusiaan. Padahal tujuan agama sangat jelas, yakni untuk memanusiakan manusia.Pengorbanan umat beragama yang diekspresikan seperti tersebut di atas bukan lagi bagaimana merawat kebinekaan sebagai ketetapan adikodrati Tuhan. Tapi bagaimana memberangus “liyan” yang dianggap sebagai duri keyakinan melalui praktik-praktik intoleransi. Jika demikian kondisinya maka ancaman terburainya tenun kebangsaan yang susah payah dirajut pendiri bangsa akan menjadi segumpal kenyataan. Biduk negeri yang dibangun oleh spirit pluralitas suku, agama, ras, dan antargolongan terancam pecah.

Bagaimana dengan Kita Warga Talagasari

Filosofi dari berkorban adalah jelas bagaimana kita bisa menghapus sifat sifat binatang dalam diri kita,
Budaya Mabok, miras, Narkoba dan Perjinahan adalah sifat sifat binatang yang seharusnya kita perlahan lahan untuk kita jauhi. Anak muda kita sering menjadikan minuman keras sebagai simbol pergaulan, kebersamaan dan kesetiakawanan. Cara pandang inilah yang harus segera di luruskan.

Timbul pertanyaan dalam benak kita, lantas tugas siapa agar cara pandang itu bisa sampai kepada para pemuda kita. Orang tua sekarang adalah Pemuda masa lalu, masa masa seperti mereka sudah pernah kita lalui, tapi kenyataan lain Kita sebagai orang tua masih.belum.bisa meninggalkan kebiasaan kebiasaan itu, yang akhirnya Baik muda dan tua sama.sama larut dalam kenikmatan minuman keras

Salah satu pihak yang bisa atasi ini adalah Para ulama dan Pemerintah Desa setempat.. Ulama menyampaikan larangan larangan Tuhan dan Umara menyampaikan norma norma dan kaidah kaidah hukum serta dampak yang dapat ditimbulkan oleh minuman keras ini. Tangan Pemerintahlah semua ini bisa di atasi.

Pemerintah Desa Talagasari.bisa melakukan upaya upaya pendekatan ke tingkat paling rendah yaitu Rw dan Rt nya. Di tingkat bawah ini lah upaya perbaikan dan pencegahan bisa dilakukan.

Akhirnya tugas itu yang bisa menjadikan manusia menjadi manusia utuh

Jajaran pimpinan direksi staff dan kru redaksi mengucapkan Selamat Iedul Adha 1443 Hijriyah.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
JUMADI Author

Galeri

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia