Gelar Rigid dan Test Slump Beton Proyek Peningkatan Jalan Dramaga-Laladon Tanpa Konsultan Pengawas
BOGOR,- Proses gelaran rigid (beton) proyek peningkatan jalan Dramaga-Laladon, Kecamatan Dramaga, Kab. Bogor dipertanyakan. Pasalnya saat uji slump (test beton) pada TM (truk molen) pertama pada hari Kamis (4/8) dilakukan tanpa kehadiran konsultan pengawas ataupun pengamat dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) sebagai pihak monitoring kegiatan wilayah.
Dari pantauan team media di lapangan, saat pengecoran beton tanpa didampingi pihak konsultan maupun dari pengamat UPT, begitu juga saat uji slump.
Selain tidak ada konsultan pengawas saat uji slump, dari pantauan team media di lapangan juga menemukan adanya segment beton tergelar yang sudah kering patahan menjalar pada badan jalan.
Ditemui di lokasi kegiatan, pelaksana dari penyedia jasa Budi saat ditanya terkait uji slump beton tanpa adanya konsultan pengawas dan pengamat dari UPT mengatakan, belum datang, ntar juga datang.
“Belum datang, ntar juga datang, karena kita ngecor sampai pagi,” ujar Budi.
Namun ketika disinggung pada saat uji slump beton bukankah wajib disaksikan oleh konsultan pengawas ataupun pengamat dari UPT sebagai pihak monitoring kegiatan wilayah, Budi mengatakan bahwa sudah mengirim foto serta video pada konsultan dan pengamat dari UPT.
“Kita tidak main-main, kan dari foto dan video saat uji slump sudah meyakinkan mereka,” kata Budi.
Sementara itu, Kepala UPT Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah III Ciomas Andri Wistianto ketika diminta bertemu oleh awak media untuk konfirmasi hanya membalas dengan mengirim link berita media beritasatoe.com dengan judul “Pejabat DPUPR Terapkan SOP Harus Bersurat Resmi Bagi Wartawan Yang Hendak Konfirmasi”.
Tempat terpisah, seorang oknum staf salah satu UPT Jalan dan Jembatan yang ada di Kabupaten Bogor ketika dimintai informasi terkait uji slump tanpa ada konsultan pengawas dan pengamat dari UPT mengatakan, konsultan pengawas itu harus ada.
“Konsultan pengawas itu harus ada untuk mengetahui kualitas dan kuantitas, karena mereka sudah dibayar oleh Pemda untuk ngawasin proyek. Berbeda dengan pihak UPT yang hanya sebagai pengamat (monitoring) wilayah kerja,” ucap oknum staf (5/8).
Dikutip dari laman betonprecast.com, Slump test beton adalah pengujian kekentalan beton segar agar beton yang diproduksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan mendapatkan nilai slump beton yang baik. Fungsi lain dari uji slump beton adalah agar beton yang diproduksi di batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah proyek.
Proyek yang bersumber dari APBD Kab.Bogor TA. 2022 ini menelan biaya Rp 3,8 milyar. Bertindak sebagai penyedia jasa PT. Gemah Lumbung Jaya Abadi dan konsultan pengawas PT. Bina Index Consult dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender.
Hingga berita ini ditayangkan awak media masih akan melakukan verifikasi lebih lanjut. (Bb)