Agustinus Sairo Kii Resmi Dilantik Sebagai Ketua PMKRI Cabang Tambolaka
TAMBOLAKA,- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Tambolaka melaksanakan acara pelantikan pengurus periode 2022-2024.
Dengan mengusung tema “Barang Siapa Yang Terbesar Hendaklah Ia Menjadi Pelayanmu”, acara pelantikan dilakukan di Desa Karuni tepatnya di Aula Kantor Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (07/05/2022).
Turut hadir dalam acara pelantikan Camat Loura, Y Tanda Kawi bersama seluruh jajarannya, senior PMKRI, Ketua Demisioner Yulius Lete, S.Pd , Ketua Prisidium Pusat PMKRI Atau Yang mewakili , Sekretaris GMNI SBD Yosep Rode, Ketua BEM STIMIKOM, Perwakilan GMKI serta seluruh peserta undangan.
Dalam sambutannya, ketua terpilih Agustinus Sairo kii mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota PMKRI Cabang Tambolaka, karena telah mempercayakan untuk memberikan tongkat kepemimpinan kepada saya,” ungkapnya.
Lanjut Agustinus, saat ini PMKRI Cabang Tambolaka harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan apa yang menjadi visi dan misi PMKRI.
“Saya manyampaikan terima kasih kepada kepengurusan sebelumnya atas pengabdiannya selama masah jabatan, dan telah menuntun kami sehingga sampai pada tahap ini, saya berharap agar kepengurusan saat ini betul-betul bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi. Semoga masing-masing bidang bekerja dengan baik sehingga apa yang menjadi visi dan misi organisasi dapat terwujud,” harap Agustinus.
Ketua demisioner Yulius Lere masa bakti 2020-2021 dalam sambutannya menyampaikan beberapa pesan terkait sikap PMKRI dalam menyambut konstentasi pemilihan kepemimpinan presiden dan pemilihan kepala daerah 2024 mendatang.
“Di tahun politik seperti ini, akan banyak kelompok-kelompok yang ingin melenggangkan kepentingan masing-masing. Kelompok ini akan menghalalkan berbagai cara seperti membangun opini-opini hoax demi menarik simpati publik. Dengan keadaan seperti ini Yulius berharap PMKRI harus bersifat netral dan konsisten terhadap visi dan misi organisasi, karena yang harus di bangun adalah persatuan dan kesatuan,” ujarnya.
“Banyaknya isu sara di Indonesia khususnya SBD saat ini menarik kesadaran mahasiswa dan umat Katolik untuk membangun solidaritas dan moralitas publik dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Disini peran PMKRI harus hadir untuk menyebarkan luas nilai-nilai kebhinekaan yang merupakan kekuatan dan kekayaan bangsa kita sejak dahulu. Saya berharap kepada pengurus yang baru sebagai organisasi pembinaan dan perjuangan, PMKRI harus tetap konsisten melakukan proses kaderisasi dan mulai membenahi diri,” tutupnya.
(Ferdi)