Aep Saefulloh: Pecinta Alam atau Petualang, Ada Satu Sisi Yang Sama Yaitu Bersyukur

Aep Saefulloh: Pecinta Alam atau Petualang, Ada Satu Sisi Yang Sama Yaitu Bersyukur

Smallest Font
Largest Font

TANGERANG-Pecinta alam adalah orang yang mencintai alam semesta beserta isinya, termasuk dirinya sendiri. Bagaimana pula dengan mereka yang memiliki hobby berpetualang di alam bebas? Dapatkah mereka kita sebut pecinta alam? Tampaknya memang ada kerancuan makna dalam istilah “Pecinta Alam” tersebut: antara mereka yang mencintai alam (lingkungan) dengan mereka yang gemar berpetualang di alam bebas. Sebagai pembanding, di Eropa dan Amerika ada suatu terminologi yang jelas bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia kepecintaalaman, misalnya envi-ronmentalist (pecinta lingkungan hidup: Green Peace), naturlist (pecinta alam seperti sebagaimana adanya), adventure (petualangan/penjelajah), mountaineers (pendaki gunung), outdoor sports/activities (olahraga alam bebas: berkemah, gantole, menelusuri gua , masuk hutan, menyususri gua, dan semestinya).

Pencinta alam atau petualang ? Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb.

Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.

Sekilas memang istilah tersebut hampir sama namun sesungguhnya sangat berbeda.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Petualang, sebenarnya sangat identik dengan seseorang yang memiliki keberanian dan rasa ingin tahu yang begitu besar dan melebihi orang-orang pada umumnya. Seorang petualang bisa dibilang sebagai penjelajah yang siap bertaruh dengan apapun yang Ia miliki sampai dengan nyawanya sekalipun. Seorang petualang alam sejati tidak akan pernah berhenti untuk tetap menjelajahi alam yang belum pernah Ia jejaki.

Seorang petualang biasanya selalu menjadi pioner diantara kaumnya meskipun sesungguhnya Ia tidak pernah berniat untuk menjadi orang pertama atau mencari sensasi dan popularitas , karena yang mereka cari adalah terjawabnya rasa ingin tahu yang begitu besar di dalam pikirannya. Oleh karena itu, seorang petualang hidupnya tak pernah “stagnan”, Pribadinya begitu dinamis, optimis dan memiliki semangat yang tak wajar. Mereka berpetualang untuk memenuhi kebutuhan dirinya, sebab rasa ingin tahunya yang terlampau besar akan menyiksanya jika terus-terusan dipendam.

Namun karena keberanian dan semangatnya itulah yang justru dengan sendirinya akan membuatnya dikenal dan hidupnya abadi karena orang lain akan selalu membicarakan apa yang Ia temukan dalam setiap penjelajahannya.

Kita bisa mengambil contoh seorang “Amerigo Vespuci atau Colombus” yang gemar berpetualang. Sampai kini orang-orang akan tetap mengenangnya sebagai penemu benua Amerika. Padahal meskipun mereka tidak pernah mengadakan ekspedisi menyeberangi samudera atlantik, benua Amerika sebenarnya memang sudah ada. Namun karena mereka orang yang pertama kali berani menyeberangi samudera yang konon dipenuhi ular naga dan gurita raksasa, akhirnya mereka juga yang kini lebih dikenal.

Karena mereka bekerja dengan hati, maka sesungguhnya popularitas dengan sendirinya akan mengiringi. Lalu, lebih baik mana antara Pendaki gunung, Pecinta alam atau Petualang?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, adalah lebih mudah jika kita mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Mengapa? Sebab bagimanapun besarnya semangat atau keberanian seseorang, jika tujuannya tidak baik dan kurang bermanfaat maka dengan sendirinya sesungguhnya orang itu akan dipandang buruk.

Aep saefullah Saat Pendakian di Gunung Semeru Jawa Tengah

Aep Syaefulloh, Salah satu Staff Desa Talagasari yang juga mencintai hobby mendaki Gunung dari Gunung di Provinsi Banten Hingga di luar Provinsi Banten, pernah di lalui bersama teman teman sesama komunitas Pendakian.

Gunung yang pernah di taklukkan adalah

Jawa Barat meliputi :
Gunung papandayan,guntur,;cikuray dan cireamai

Banten meliputi Gunung Pulosari, Gunung Karang

Jawa Tengah meliputi Gunung Lawu, Merbabu dan Gunung Slamet

Keinginan yang belum terwujud adalah Mendaki Gunung Rinjani di Lombok Nusa Tenggara Barat, sudah tiga kali gagal karena kondisi alam di sana tidak bersahabat.

“Mudah mudahan di tahun 2022 ada kesempatan saya bisa ke Lombok dan mendaki Gunung Rinjani yang ketinggianya mencapai 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25′ LS dan 116º28′ BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya’, Ucapnya.

Lanjut Aep, sebutan apapun baik Seorang pencinta alam atau Petualang sepertinya ada satu sisi yang sama yaitu bersyukur atas seluruh ciptaan Tuhan, ketika kita melihat seluruh ciptaan -Nya disana hati kita langsung terucap kata kata Pujian Kepada Sang Pencipta,’ tutup Aep.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
JUMADI Author

Galeri